Saturday, November 29, 2008
My Mom
Aku anak I dari 3 bersaudara (semua laki-laki). Ibuku asli berasal dari Tarutung, Sumatera Utra, Ayahku berasal dari Manado Sulawesi Utara, tetapi memiliki darah campuran (manado, padang dan portugis).
Sejak kecil kami anak2 bertiga dekat sekali dengan ibu . Berhubung di rumah tidak ada anak perempuan, aku sudah biasa dengan urusan pekerjaan rumah. Pagi sebelum berangkat sekolah , pasti rumah sudah ku sapu dan ku pel dulu, sepulang sekolah tugas rutin ku adalah menyirami tanaman dan merawat ayam serta burung2 piaraan ayah, saat hari libur atau minggu, aku sering di ajak ibu ku ke pasar berbelanja, mulai dari memilih sayur, buah dan bumbu2 aku sudah diajarkan, nanti sampai di rumah masih membantu untuk mengolah sampai memasaknya, sehingga tidak heran sejak kelas 3 SMP aku sudah bisa memasak yg agak berat seperti rendang atau gulai.
Pendidikan ibuku adalah lulusan fakultas Sastra, jurusan sastra barat, dia fasih bercakap-cakap dalam 4 bahasa asing (inggris, belanda, jerman dan perancis), suka menulis puisi berbahasa asing dan mengarang cerita. Koleksi buku2 dan majalah asingnya banyak sekali, selain itu ibuku merupakan penyanyi seriosa (sopran) yang handal, pada saat kuliah dahulu pernah jadi juara II nasional, bintang radio untuk lagu seriosa, di rumah banyak koleksi2 pialanya, selain itu ibu ku juga pintar memainkan piano, terutama lagu2 klasik (Beethoven, Bach), kegemarannya menyanyi dibawa terus sampai masa tuanya, sedangkan ayahku tidak pintar menyanyi tetapi pandai bermain gitar. Kami anak2 nya sering disuruh menyanyi lagu2 anak2 dengan diiringi musik oleh ayah dan ibuku. Bahasa sehari-hari kami adalah bahasa Indonesia, tetapi kami dibiasakan juga untuk bercakap-cakap dengan bahasa inggris, tapi dasar anak2, kami bertiga lebih suka bicara dengan bahasa daerah, karena itu bahasa pergaulan kami di sekolah. Lucunya bila ayah dan ibu bertengkar, mereka menggunakan bahasa belanda…hehehe…kalo ingat, lucu rasanya sumpah serapah dalam bahasa belanda. Kayaknya memang orang-orang jaman dulu pintar pintar berbahasa Belanda ya…
Saat aku SMA, pernah ngobrol dengan ibuku, beliau tanya ; “ Son…kamu pengin cari istri yang kayak apa besok…?” Aku ketawa geli waktu itu, dan ku jawab aja; “ ya…kalo bisa yang kaya mommy lah…” Ibuku senang mendengarnya…Berarti kamu harus cari istri yang memenuhi syarat kayak gini dong …….:
1. Kulit kuning langsat, dan harus cantik (manis).
2. Tinggi badan > 160 cm
3. Pintar memasak.
4. Pintar Menyanyi
5. Pintar main musik (piano).
6. Pintar berbahasa Asing (inggris)
7. Pendidikan bagus & bekerja (bisa cari duit).
8. Suka puisi / mengarang cerita
9. Sayang anak dan suami
10. berasal dari Sumatera atau Sulawesi.
Sebenarnya saat itu aku sudah ada teman yang memenuhi syarat seperti itu, tetapi memang belum kukenalkan pada ibuku, dia berasal dari Sungai Gerong…tetapi sayang dia keburu di panggil oleh Yang Maha Kuasa…..hik,hik,hik…jadi sedih kalo mengingatnya……..
Kemudaian saat aku kuliah di semester 2 ketemu dengan cewek yg sekarang jadi istriku, kami menjalani masa perkenalan yang cukup panjang, sekitar 4 tahun, setelah dirasa bahwa kami mantap dan memiliki komitmen yang sama, barulah dia kuperkenalkan dengan kedua orang tua ku. Sambutan orang tuaku sangat baik, walaupun istriku berasal dari Jawa. Akhirnya 2 tahun kemudian (kami lulus) terus menikah, saat itu aku berusia 27 tahun, istri 28 tahun.
Sekarang kalo ku ingat-ingat lagi tentang kriteria calon istri idaman, aku jadi ketawa geli...kenapa tidak, memang manusia merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan.....ternyata yang cocok dg istriku Cuma 3 point : yaitu point ke 1,7 dan ke 9 .. hehehe…tetapi memang banyak juga kelebihan istriku yang kebetulan gak termasuk dalam kriteria jaman dulu itu, dan kayaknya gak etis ku tulis di sini ahh….
(moga – moga bojoku gak sewot aku nulis ini ya….)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment