Friday, January 1, 2010

Pingsan…..bukan Kejang atau Kesambet (mengawali hari di tahun 2010)


Baru saja aku menuang habis botol ke dua minuman penenang dan pengacau saraf otak, saat ku dengar kegaduhan di ujung belakang ruangan. Tidak jelas dari tempatku duduk apa yang terjadi. Ahh…paling-paling juga orang mabuk…begitu pikirku sambil lalu menikmati alunan “house music” yang mengalun keras dengan pemandangan “indah” dimana 3 orang cewek penari erotis meliuk-liuk dipanggung dibawah guyuran lampu-lampu warna-warni sesekali di sapu “spot light” dan permainan sinar laser. Hhmm….malam ini aku sedang menghabiskan hari terakhir Tahun 2009 di suatu tempat, kawasan wisata, pantai dengan laut yang indah, di suatu negara tetangga.

Istri dan anak2 sudah beranjak masuk kamar Hotel, kelelahan setelah seharian kami berkeliling kawasan wisata ini. Jam 00.30 aku berpamitan istriku untuk menikmati ‘waktu lelaki’, istriku tersenyum dan ketawa kecil sambil berkata “ Ya Pa..hati-hati..pulangnya Utuh loh…”. Hahaha….aku ketawa mendengar pesan istriku itu.

Konsentrasiku kepanggung mendadak buyar lagi manakala kudengar pekik suara perempuan dari meja di sudut belakang ruangan. Memang tidak terlalu jelas karena tertutup oleh kerasnya dentuman suara musik dan teriakan gaduh dari para pengunjung club ini. Kutajamkan penglihatanku kearah meja di sudut itu, sepertinya tampak orang terkapar dilantai dibawah kursi empuk mirip sofa yang melingkari meja-meja di ruangan ini.

Sontak aku berdiri dan mendekat. Ku lihat seorang laki-laki , berkulit putih berambut pirang terkapar tak sadarkan diri. Usianya mungkin sekitar 30-35 tahun. Di sebelahnya tampak dua orang perempuan, satu berkulit pitih dan satunya terkesan perempuan lokal dari daerah sini saja. Mereka tampak panik dan berusaha membangunkan si laki2 tersebut, beberapa sekuriti/bodyguard berbadan tegap tampak bergegas mendekat saat aku berjongkok dan memegang pergelangan tangan kiri laki2 tersebut dan berusaha meraba denyut nadi nya. “hmm…masih teraba…lemah , sedikit cepat tetapi teratur iramanya”. Ke mudian kubuka kelopak matanya dan dengan bantuan senter kecil dari korek api gas kucoba melihat lubang “pupil “ bola matanya, “ masih ada respon terhadap cahaya, ukurannya masih normal sekitar 3-5 mm, dan sama antara mata kiri dan kanan”. Orang2 disekitar meja ikut merubung termasuk para sekuriti bodyguard yang berbadan tegap tersebut, nampaknya mereka memaklumi apa yang kulakukan dan berusaha untuk tenang. Kemudian aku meminta bantuan sekuriti2 tsb untuk membawa laki2 bule ini keluar ruangan. Kami kemudian menuju ruang istirahat para crew, dibaringkan laki2 tersebut diatas kasur empuk.

Ruangan tersebut cukup nyaman dan tenang. Lampu dinyalakan terang dan kemudian aku melanjutkan pemeriksaan dengan tanpa bantuan alat medis, karena memang ngapain aku harus bawa2…hehehe….kan lagi Preman nih…
Kulihat nafasnya teratur dan spontan, tidak perlu memberi bantuan pernafasan, hanya kusuruh buka aja baju atasnya dan melonggarkan ikat pinggang dan celana jeans nya. Kemudian aku minta diambilkan sendok makan besar dan garpu. Mereka pada terbengong-bengong dan saling berpandangan….untuk apa aku minta sendok dan garpu…?, memangnya mau kumakan hidup2 itu orang….hahaha…dikira kanibal kali aku.

Setelah sendok dan garpu tersebut ku terima, kemudian ku gunakan sendok besar dan berat tersebut untuk mengetok “ligament” di lututnya, ternyata reflex lututnya masih baik,kiri dan kanan seimbang. Kemudian kugores telapak kakinya, ternyata jempol kakinya masih mengatup, berarti tidak ada gangguan saraf otak semacam stroke atau perdarahan otak. Kemudian ku lakukan tes sensibilitas dengan perantaraan garpu, ternyata masih ada respon terhadap nyeri. Yaahh…kesimpulanku orang ini mengalami “sincope” atau pingsan. Entah apa penyebabnya mungkin kelelahan, yang pasti kondisinya stabil dan baik, sehingga tidak perlu kawatir dan panik. Tidak sampai 10 menit kemudian laki2 tersebut membuka matanya dan terbangun. Kulihat wajah2 lega tergambar di sekitarku, si perempuan bule tersebut serentak mengucapkan kalimat2 yang menurutku seperti bahasa Perancis, karena agak2 sengau, aku cuma tersenyum karena nggak mudeng yang diomongin. Yang konyol lagi siperempuan lokal dan para bodyguard juga mengucapkan kata-kata dalam bahasa dan dialek lokal…tambah nggak mudeng lagi aku..hahaha…aku cuma bilang bahwa laki2 ini sudah sadar, tetapi masih lelah, sebaiknya pulang dan beristirahat, seandainya mau dibawa ke Rumah sakit juga nggak apa2…supaya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat2 yang lebih lengkap.

Aku kemudian kembali kemejaku menikmati “pemandangan indah” yang tadi terlewatkan….hehehe….Nampaknya suasana keceriaan diruangan ini tidak terpengaruh dengan kejadian tadi, mungkin sudah biasa terjadi. Ku pesan “cumi-onion ring goreng mentega” untuk menemaniku minum dan bergoyang, dan akhirnya ada juga yang bergabung menemaniku, siapa lagi kalau bukan para “artis lokal” tersebut…hehehe, menjelang pukul 4 pagi saat aku merasa sudah bosan dan penat kupanggil waitress, kusodorkan credit card ku….dia cuma tersenyum dan mengembalikannya sambil bilang “it’s free sir…”.
Hahaha...asik...asiik... gantian kubilang terimakasih, ahh…apapun alasannya aku dibebaskan dari segala biaya di club itu, ku angap kejadian2 tadi merupakan kenangan yang manis buatku mengawali tahun yang baru,.. mungkin juga buat silaki-laki yang terkapar pingsan itu….hehehe

No comments:

Post a Comment