"though your enemy is the size of an elephant, regard him as an ant"
ya. masalah. semua orang pasti pernah punya masalah. aku punya masalah. kamu (juga) pasti punya masalah. ada masalah yang sepele ada masalah yang rumit. ada masalah kecil ada masalah besar. yup, BESAR seperti elephant. aku setuju sama quote di atas, meskipun masalahmu sebesar gajah, anggap masalah itu seperti semut (kecil). Intinya, kalo kita punya masalah besar atau rumit, lebih baik kita berusaha menyelesaikannya pelan pelan. bukannya malah mengeluh terus atau kata temen temen talk more do nothing. di Al-Qur'an aja dibilang walataiasu-janganlah berputus asa. itu artinya kita disuruh menyelesaikan masalah gajah kita dengan ikhtiar sampe masalah itu jadi semut dan nggak jadi beban pikiran kita lagi."pointless..like giving caviar to an elephant" -william faulkner
tapi banyak orang yang baru usaha sedikit gagal terus udah. menurut mereka nggak ada gunanya mencoba mengurai benang kusut dari masalah besar. kalo kata kamus bahasa Indonesia sih bagai menegakkan benang basah atau bagai menggarami air laut. siasia. ya, banyak orang gampang berputus asa dalam menghadapi masalah gajahnya. termasuk aku juga mungkin. tapi kadang kalo orang dapet masalah semut dia malah membesar-besarkannya sampe jadi gajah. nah lho terus gimana dong? ya itu tadi, anggap masalahmu itu masalah semut, jadi kamu nggak terlalu terbebani saat mau menyelesaikannya. karena nggak ada yang siasia dari sebuah usaha :D"a camel makes an elephant feel like a jet plane" -jacqueline kennedy
mungkin pada dasarnya masalahmu itu memang hanya masalah semut, jadi kamu nggak perlu (lagi) menganggap dia sebagai semut. tinggal kamu ubah aja cara pikir kamu. misal kamu merasa punya masalah dengan nilai IP kamu yang kamu anggap itu rendah. kamu sampe frustasi gara gara IP jeblok. padahal berapa IP mu? 3,7 dan kamu anggap jelek cuma karena bukan IP 4 yang kamu dapet. hey, guys nggak selamanya IP 4 itu menjamin sukses. oke, mungkin sedikit apatis. tapi nggak ada salahnya kamu sedikit melongok di bawahmu dan kamu bakal nemuin kenyataan bahwa kamu sudah cukup di atas. kata anak arsitektur, di atas langit memang masih ada langit. tapi di bawah tanah juga masih ada tanah. sesekali melongok ke bawah itu terkadang justru menambah percaya diri kita. tapi jangan terlalu sering melongok ke bawah karena kita bisa jatuh dan terseret ombaknya :Dso, try to solve your problem mamen :D
No comments:
Post a Comment