Sunday, February 28, 2010

Hari ini 16 tahun yang lalu

Ku buka pintu kamar tidur anakku, anak pertamaku tampak lelap tertidur, selimutnya terlempar di bawah bed, selalu begitu, dia memang paling susah tidur dengan berselimut. Disisinya tergeletak buku pelajaran yang terbuka. Kurapikan selimutnya kemudian kubisikkan ” Selamat Ulang tahun Nak.....”.

Aku kembali ke meja kerjaku, aktifitas gentayangan tiap tengah malam di dunia blogger akhir-akhir ini agak terbengkalai, apalagi kalau bukan karena waktu lebih banyak kugunakan untuk memantau posting dan komentar dari teman2 fesbuk di kelompok KPI-SMI, juga dari beberapa sahabat blogger yang sejenak menikmati kawin siri dengan fesbuk...hehehe...

Enambelas tahun yang lalu, anak pertamaku lahir. Saat itu kami bertempat tinggal di suatu desa terpencil disuatu pelosok kaki gunung. Kami menempati rumah dinas Puskesmas berukuran 21 m2, rumah dengan dua kamat tidur sempit yang bersisihan dengan ruang pelayanan Puskesmas pembantu. Lokasinya berada di pinggiran desa, di kaki gunung Telomoyo, dikelilingi areal persawahan.

Aku masih ingat betul saat malam itu istriku sedang hamil 7 bulan lebih 2 minggu. Pukul 10 malam saat aku sedang menikmati siaran radio (TV belum punya), istriku terbangun dan mendekatiku....kuperhatikan wajahnya tampak kelelahan, yah tadi seharian kami bersepeda motor berkeliling mengontrol pondok2 bersalin para bidan desa yang baru diterima bekerja di wilayah Puskesmas . Waktu ku tanya kenapa....istriku bilang dia kepingin makan tebu. Kebetulan di pojok halaman Puskesmas terdapat se rumpun tanaman tebu. Aku kemudian mengambil golok dan ditemani istri menebas satu batang pohon tebu tsb. Sambil duduk dihalaman depan. Istriku dengan sabar menanti saat ku kupas dan ku potong2 menjadi batangan kecil. Kemudian istriku dengan nikmat mengunyah potongan tebu tersebut. Setelah puas kemudian istriku beranjak tidur. Aku kemudian melanjutkan keasyikan mendengarkan acara radio.

Sekitar pukul 12 malam mendadak istriku memanggilku dari dalam kamar, bergegas aku menemuinya....dan.....ternyata ketuban istriku sudah pecah....istriku merasakan mulas yang sangat hebat di perutnya. Aku langsung tanggap....”kala 1, inpartu”....,nampaknya proses kelahiran sudah berjalan. Aku kemudian mengambil sarung tangan steril, mengenakannya dan kemudian melakukan ”pemeriksaan dalam”...pintu rahim sudah membuka dua jari (membuka 3 cm), perkiraan melahirkan sekitar 8-12 jam untuk kehamilan pertama. Segera saja kukatakan hasilnya pada istriku. Istriku bilang supaya menunggu besok pagi saja baru dibawa kerumah sakit, karena toh mobil dinas berada di Puskesmas induk yang terletak 15 km jauhnya dari tempat kami. Malam itu aku segera menyiapkan alat2 ”minor surgery” set untuk berjaga-jaga. Rasa mulas dan ”kencang2” yang semula tiap 30 menit, berangsur semakin cepat, bahkan menjelang subuh ’range’ nya menjadi tiap 10 menit. Kemudian kulakukan pemeriksaan dalam lagi, ternyata sudah pembukaan 8cm. Sebentar lagi masuk ”kala 2” masa persalinan puncak. Saat itu waktu menunjukkan pukul 5.30 pagi tanggal 1 maret 1994. Ku bilang pada istriku ” ma...nampaknya sudah tidak sempat lagi minta pertolongan untuk membawamu ke Rumah sakit, anak kita sudah siap lahir secara prematur, bagaimana ma....?” Istriku dengan tabah dan mata berkaca-kaca menjawab ” Pa....aku pasrah saja, kamu tolong lahirkan anak kita ya....”. Aku sejenak tertegun...namun ini adalah suatu keputusan yang harus ku ambil dengan resiko besar....Menolong persalinan Istri sendiri dengan bayi yang masih prematur.
Aku kemudian berkata lagi ” kalau memang mama siap dan pasrah, mama kudu nurut dan akan ku perlakukan sebagai pasien....mama harus kooperatif akan semua yang kuperintahkan” Istriku mengangguk dan berkata ”aku siap pa”.

Pukul 6.00 pagi ku perikasa dalam lagi, ternyata sudah pembukaan 10 (penuh). Kemudian kulakukan proses memimpin persalinan,....60 menit kemudian saat kepala bayi mulai nampak sebesar telur, kulakukan proses ’episiotomi’, menggunting untuk melebarkan sedikit jalan lahir untuk melancarkan keluarnya kepala bayi, itu kulakukan karena pada bayi prematur walaupun kepalanya relatif kecil tetapi tulang2 tengkoraknya masih belum bersambung sehingga di kuatirkan terjadi resiko perdarahan otak bila jalan lahir terlalu sesak. 15 belas menit kemudian lahirlah anakku , aku takjub....laki-laki....Kemudian kupotong tali pusatnya, kuikat dan kututup perban betadine. Kemudian ku bungkus dengan kain sarungku dan kuserahkan ke ibunya.Jujur saja kami belum memiliki popok maupun bahan2 untuk merawat bayi baru lahir...hehehe...

Aku masih harus melahirkan ari2 nya dan menjahit kembali luka bekas guntingan ”epiosotomi”nya.
Dan pada pukul 7.30 pagi selesailah proses persalinan itu. Hanya kami berdua, tanpa bantuan orang lain, hanya kami dan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Setelah membereskan alat2 persalinan kemudian aku belari keluar rumah menuju ke rumah tetangga terdekat untuk mengabarkan dan meminta pertolongan mereka memandikan bayi dan mengurus istriku sementara aku kemudian dengan menggunakan sepeda motor menuju ke Puskesmas Induk untuk mengabarkan berita ini, sekalian menghubungi keluarga kami.

Sekarang anakku hari ini sudah berusia 16 tahun, kelas 2 SMA, sehat dan lincah sebagaimana halnya anak2 seusianya.



Terimakasi Tuhan atas Berkah dan Rahmat yang engkau berikan kepada keluarga kami, Selamat Ulang tahun yang ke 16 anakku ”Satrio Tegar Gunung K ”............kami mengasihi dan mencintaimu.

No comments:

Post a Comment