Siang itu udara terasa begitu panas, sudah dua hari hujan tidak turun. Pak Asyangar merasakan tubuhnya terasa lemas, solah-olah tak bertulang saja rasanya. Pekerjaan kantor menumpuk , kira2 masih ada sepuluhan berkas yang belum digarapnya. Urusan KTP, Kartu keluarga, Surat keterangan lahir, masalah sertifikasi tanah, bahkan surat keterangan buat menikah / kawin lagi….hehehe…..
Pak Asyangar selalu merasa geli, bilamana membaca surat permohonan dari warga desa yang dipimpinnya untuk bisa kawin. Kebanyakan yang perempuan umurnya pada di ‘dengkul’…Padahal sebagai lurah sebenarnya dia tahu umurnya paling2 masih 15-16 tahun…ngapain sih pada kebelet kawin ini perempuan2 muda…?
Di raihnya map yang terletak paling atas, di bukanya pelan-pelan…disitu terdapat surat permohonan surat kenal lahir dan foto seorang gadis. Dilihatnya baik2 foto itu…Hmm…manis juga ini perempuan…khas wajah lugu gadis desa…hehehe…mari kita lihat....
Kemudian Pak Asyangar memencet tombol di ponsel BB China nya yang terletak diatas meja kerjanya, dan berkata “ Pak SekDes…suruh masuk si Mbak Surti..”.
Beberapa saat kemudian masuklah seorang perempuan ke kamar kerja Pak Asyangar. Mbak Surti kemudian duduk di kursi di depan meja kerja Pak Asyangar, ditatapnya dengan malu-malu wajah Pak Asyangar..dilihatnya kumis hitam lebat dan mata yang tajam menyelidik…Diberanikannya menatap wajah Pak Asyangar yang menurutnya sangat ganteng... melebihi calon suaminya….kemudian disambutnya uluran tangan Pak Asyangar, mereka bersalaman….Mbak Surti agak terkejut karena saat tangan mereka bersalaman, dirasakannya jari telunjuk Pak Asyangar sedikit menggelitik telapak tangannya….dan yang bikin dia merasa kaget, adalah dirasakannya sinyal getar mirip ponsel berkedut-kedut di pangkal paha nya…hehehe….aneh bin ajaib….padahal dia meletakkan ponsel BlackBerry made in china di atas meja Pak Asyangar..hehehe…kebetulan modelnya sama persis dengan ponsel punya Pak lurah…
Pak Asyangar mengamati dengan teliti wajah ayu nan alamiah di hadapannya, tubuh langsing dengan buah dada yang mungil membuat dirinya sejenak terpesona, mendadak dirasakannya juga sinyal getar berkedut-kedut di celananya…Ahh....Pak Asyangar tersenyum…sambil berkata dalam hati…”…ternyata ini tho…kembang desa ku…si Surti….”. Beberapa saat kemudian mereka terlibat dalam acara tanya jawab. Mbak Surti selalu menjawab dengan tersipu-malu2, dicobanya untuk menatap wajah Pak Asyangar…tapi selalu dia merasa kalah dengan tatapan yang begitu menggoda dari mata Pak Asyangar..dirinya merasa tidak kuat menahan gejolak emosi dan nafsu yang seakan-akan mendesak ingin keluar…dirasakannya juga sinyal2 getar yang semakin kuat…Pak Asyangar pun demikian juga…berlama-lama memandang wajah si Surti membuat tatapannya semakin nanar…dia seolah-olah menjadi orang yang konyol…bertanya tanpa mempedulikan jawabannya…pokoknya dia ingin menikmati berlama-lama kecantikan wajah dan segarnya kemudaan tubuh si Surti. …mereka berdua tampaknya telah tenggelam dalam kekaguman dan fantasi birahi masing-masing…kata2 tiada makna…hanya sinyal2 getar rahasia yang berbicara….Tak mereka hiraukan suara pak Sekdes di luar pintu, yang menanyakan apakah Pak Lurah sudah selesai, karena masih banyak antrian warga.
Pak Sekdes kemudian mengeluarkan ponselnya dan kemudian menelpon pak Lurah Asyangar dari balik pintu.
Suara dering ponsel Pak Asyangar bergema…dan serentak , tanpa di komando…mbak Surti dan Pak Asyangar memegang pangkal paha masing-masing….ups..!!!...ternyata ponsel mereka berdua ada di atas meja….
Mereka berdua tersipu malu…., wajah mbak Surti merona merah…sedangkan wajah Pak Asyangar merah padam….ketahuan nih….kalo mereka sama2 sinyal nya, sama2 frekwensinya…sama2 bergetarnya…hehe..
Ps: cerita ini cuma iseng belaka, sama sekali tidak pernah terjadi, dibuat karena ada yang kangen kisah2 Pak Asyangar. pict di ambil dari sini.
No comments:
Post a Comment