Wednesday, December 2, 2009

Mbak Ranee dan mulut - bibir yang indah

Kamar itu berukuran 3 x 2,5 meter, berlantai plester semen dan berdinding papan, plafon dari lembaran triplek yang dipakukan pada kayu usuk. Terdapat jendela yang mengarah ke halaman samping, dengan kain korden motif kembang berwarna merah jambu. Di sudut kamar terdapat almari pakaian terbuat dari plastik, dan di dinding dekat jendela terletak dipan berukuran sedang, tempatnya beristirahat malam hari melepaskan lelah setelah seharian berjualan di warung kopinya.

Mbak Ranee baru saja selesai mandi, jam 4 pagi tadi dia sudah bangun dan kemudian ke dapur untuk menggoreng pisang dan panganan lainnya. Biasanya membutuhkan waktu paling tidak 2 jam untuk mempersiapkan semua keperluan dagangannya. Kopi Kapal Api special, gula pasir, gula kelapa, susu krimmer, susu skim, panili, teh celup Sosro, coklat bubuk wind mollen semua sudah lengkap tersedia. Nanti tinggal dia campur sebagai aneka kopi istimewa racikan spesial mbak Ranee.

Pagi ini mbak Ranee merasakan bahwa dirinya begitu nyaman, begitu segar dan sehat. Disapukan bedak ke pipinya dan diberinya perona merah dengan tipis. Mbak Ranee memiliki bentuk wajah oval, dengan kulit yang putih bersih sehingga dia tidak perlu memakai bedak terlalu tebal, cukup di sapukan tipis2 saja. Hidung nya yang mancung dan bibir tipis nya merupakan bagian wajahnya yang paling menarik. Mbak Ranee menyadarinya bahwa dia sebenarnya memiliki wajah dan bentuk tubuh yang tidak kalah dengan artis “Aura Kasih”….Cuma nasibnya saja yang berbeda, dia cukup menerima bekerja sebagai pemilik warung kopi di sebelah Balai Desa.

Sudah berjalan dua tahun usaha warung kopinya, dan pelanggannya tidak hanya orang2 kelurahan tetapi juga anak2 sekolah dan orang2 yang kebetulan ada urusan dengan kelurahan. Bahkan akhir2 ini banyak juga sopir2 maupun pemuda2 yang meluangkan waktunya untuk menikmati kopi mix racikan mbak Ranee. Dia menjual kopi nya dengan harga bersahabat. Untuk segelas kopi hitam dia kasih harga Rp 1500,- sedangkan untuk yang kopi-krimer Rp 2000,-, untuk racikan istimewanya yaitu Mokacino dan Starbak ala mbak Ranee (meniru merek Starbucks yg pernah di bacanya di iklan koran) dijual Rp 3500,; per gelasnya. Justru kopi Starbak-mbak Ranee inilah yang paling laris. Sehari bisa dia jual antara 20-30 gelas kopi Starbak , belum kopi yang lainnya. Kelihatannya sih dagangannya sepele saja, tetapi ternyata mbak Ranee dalam sehari kerja dapat memperoleh keuntungan bersih sampai 100 ribu perak. Uang yang didapatnya di tabung dan sebagian untuk membeli keperluan2nya sebagai perempuan muda.

Pak Asyangar sebagai Kepala Desa menyukai kopi Kapal Api hitam biasa dengan tiga potong pisang goreng kapok kuning. Mbak Ranee sudah begitu hapal tentang racikan kopi kegemaran Pak Asyangar terutama komposisi kopi dan gula nya, bahkan cara menyeduhnya pun pak Asyangar beda, dia selalu minta supaya kopi tersebut di seduh dengan air panas mendidih di atas saringan. Jadi buka kopi tubruk seperti biasanya. Mbak Ranee menyukai cara menyeduh kopi ala Pak Asyangar, justru bermula dari itu lah maka timbul benih-benih cinta diantara mereka.

Hubungan mereka sudah berlangsung hampir satu tahun ini, dan selama ini berjalan dengan aman2 saja. Walaupun sebenarnya mbak Ranee lebih suka kalau dia di lamar sekalian dan di jadikan istri ke dua Pak Asyangar, tetapi dia belum sampai hati untuk memintanya, lagian dia kawatir dan takut dengan kemarahan dari Bu Asyangar.Biarlah semua berjalan apa adanya dulu…demikian pikiran mbak Ranee.

Polesan lipstick baru saja dirasakannya sempurna, warna merah muda dengan sedikit lipgloss…mmmm…mbak ranee tersenyum senang, dia selalu suka memakai lipstick pemberian Pak Asyangar, oleh2 waktu pulang dari jalan2 ke saudaranya di Natuna sana, sekalian mampir ke Singapore untuk wisata.


Diperhatikannya mulut dan bibirnya yang indah. Sejenak kemudian mbak Ranee berbicara dalam hati “ Bibir dan mulutku memang begitu indah” , dia tersenyum lebar dan melanjutkan “ Akan ku jaga baik-baik agar dapat selalu tetap indah. Sedetik kemudian mbak Ranee mengatupkan kelopak matanya, dia teringat dengan salah satu kalimat dalam surat cinta yang pernah di berikan pak Asyangar kepadanya “ Keindahan dan kecantikan baru bermakna kalau dapat memberikan kebahagian bagi orang2 di sekelilingnya”. Mbak Ranee terkesan dengan kalimat itu. Kemudian sambil menyisir rambutnya mbak Ranee berkata lagi “ Tentunya apa yang keluar dari mulut seseorang juga akan menentukan indah atau buruknya seseorang….ahh…aku harus selalu berhati-hati dalam berbicara…., tidak boleh asal “ngecap”….orang 2 akan menilai diriku justru dari apa yang keluar dari mulutku, omongan yang menyakitkan tak ubahnya dengan meludah….”. Mbak Ranee menimbang-nimbang sebentar apa yang baru di pikirnya……, Kemudian sambil tersenyum malu mbak Ranee berkata “ Demikian juga dengan apa yang masuk kedalam mulut kita….xixixi…” sambil mengingat pertemuan rahasianya dengan Pak Asyangar tadi malam di keremangan balai desa.

No comments:

Post a Comment