Friday, December 4, 2009

Putus ………..

Baru saja aku melepas sepatu OR ku sepulang jalan pagi, tak kala ponsel ku berbunyi “tut-tut” sambil bergetar. Waah….baru jam 5 pagi udah ada email masuk nih….ah pasti komen dari blogger atau fesbuk….eh waktu ku lirik sekilas kok email biasa, tumben pagi-pagi……Pengirimnya <#xxxx89@gmail.com>, subyek ; konsultasi.
Waktu ku baca, begini :

“Selamat pagi.
Mohon waktu untuk bertemu, karena saya ingin berkonsultasi mengenai problem yang saya hadapi, akhir-akhir ini semakin membuat kacau aktifitas saya sehari-hari.
Sebelumnya saya perkenalkan diri dahulu :
Nama saya : Yoske. (disamarkan, srex)
Sex : perempuan
Usia : 23 tahun
Status : single
Pekerjaan : Kuliah Semester VII di Fakultas ’x” Universitas ”Uxx” (disamarkan,srex).
Saya mengetahui alamat email anda dari blog dengan artikel yang pernah anda tulis sekitar 1 tahun yang lalu, tentang ”Perkawinan”.
Kebetulan saya berdomisili di kota yang sama. Seandainya anda tidak bisa menemui saya, perkenankan saya untuk konsultasi via email.
Mohon balasannya.
Wassalam......
Yoske. ”

Hemm...Sambil menarik nafas panjang aku berkata sendiri ” mudah2an bukan konsultasi perjodohan lah....kalau soal itu aku bukan ahlinya, biar ku balas aja dan konsultasi via email juga kayaknya lebih praktis”.

Memang bukan kali ini saja ada orang yang mengirim email berkaitan dengan posting2 ku, yang paling banyak adalah yang berkaitan dengan postingku tentang ”santet”...bahkan sampai sekarang masih aja ada yang kirim email berkaitan dengan santet....hehehe....tapi ya mau gimana lagi...itu udah konsekwensi dari mem’publish’ tulisan..... ya kudu berani jawab...ya enggak.

Nah buat posting tentang ”perkawinan” itu, sebenarnya cuma tulisan ala kadarnya hasil dari opini2 pribadiku sendiri, jadi bukan merupakan suatu tulisan hasil dari riset/penelitan atau merupakan kopi-paste artikel2 milik orang lain.

Setelah beberapa kali berbalas email dengan mbak Yoske akhirnya terkuak masalahnya. Si Yoske sedang mengalami ”sindroma patah hati”,ditandai dengan pikiran bingung dan kacau, sulit tidur, nafsu makan hilang, haid tak teratur, mual-mual, leher tegang , kepala pusing,dan suasana hati sedih terus. Padahal saat ini dia sedang dalam tahap akhir menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusannya. Betapa kacau nya dia, justru menjelang akhir kuliah dia harus menghadapi kenyataan diputus oleh pacarnya karena harus menikahi wanita pilihan orang tua nya. Mereka sudah berpacaran selama dua tahun, dan hubungan mereka katanya sudah ”jauh”.Sebenarnya masalah ini klasik sekali, mungkin ada juga beberapa di antara kita yang mempunyai pengalaman tentang masalah ini, entah pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Tapi masalah si Yoske lebih parah lagi karena sang pacar adalah anak lelaki dari salah satu ”Dosen pembimbing skripsi ” nya........

Ini yang membuatku ikut prihatin , karena sebenarnya ada dua masalah besar, yaitu masalah dia putus dengan pacarnya dan masalah dia berkaitan dengan skripsi nya. Jujur saja aku tidak bisa memberi saran yang mampu menuntaskan masalah ini, karena yang jelas si Yoske merasa tidak sanggup untuk meneruskan skripsi dan kuliahnya lagi. Waduuuhh.....gimana nih, sudah kehilangan pacar...masa’ masih harus kehilangan kesempatan meraih gelar S1 nya...efek samping yang berat memang. Pada prinsipnya sih aku menganjurkan dia untuk menomor satukan skripsinya dahulu dengan berusaha sementara mengabaikan masalah putus dengan pacarnya. Tapi yang paling menyakitkannya adalah sebentar lagi pacarnya akan menikahi wanita itu.
Sampai email yang ke 7, diakhir surat dia bertanya : Apakah sebaiknya saya ambil cuti dahulu?
Hmm.....belum ku balas...jujur saja aku tidak punya kata-kata bijak untuk melegakan hatinya.
Ada saran...?

No comments:

Post a Comment