Tuesday, May 25, 2010

Jalan Rahasia Bu Asyangar…..Ooohhh…!!!!


Sambil melangkahkan kaki dengan hati2, Bu Asyangar menyusuri bebatuan karang nan tajam, dirasakan panas dan nyeri menusuk nusuk telapak kaki , tapi tak dihiraukannya. Sambil memegang erat tas kain yang di jinjingnya Bu Asyangar tetap meneruskan perjalanannya, …hmm……masih setengah jam lagi menjelang pukul 12 malam.
Malam bertambah larut, dilangit kelam tampak Bulan kemalu-maluan mengintip sebagian, memancarkan cahayanya yang pucat. Angin berhembus lirih mencuit-cuit menyapu sekujur tubuhnya yang menggigil….debur ombak pantai Selatan tak henti-hentinya menghajar tepian karang…laksana melecutnya untuk semakin cepat menuju tempat rahasia …yang angker…yang selalu di kunjunginya bilamana dia sedang gundah-gulana…karena ada maunya.

Sambil menhela nafas panjang tanda kelegaan dan untuk sejenak melepas penatnya, Bu Asyangar duduk bersimpuh di pinggiran pantai,di teluk yang berombak tenang beralaskan pasir hitam dan kasar. Dibelakangnya menjulang tinggi tembok karang nan kokoh yang tak beraturan, erat memeluk tubuhnya. Tampak cercah ombak2 kecil berwarna putih ….. Sekarang dihadapannya terhampar bentangan nan luas Samudera Hindia Selatan …………..
Bu Asyangar bersimpuh…menengadahkan wajahnya……menghadap ke laut. Percikan ombak berulang kali menggerayangi lutut,paha dan pangkalannya……. tak dihiraukan…., dirinya mematung, menyatu dengan kelam dan heningnya debur ombak pantai yang membahana.

Sesaat kemudian di katupkan ke dua telapak tangannya, dengan perlahan di angkatnya kedua tangkup tangannya yang kedinginan ke atas kepalanya,ditatapnya dengan nanar kegelapan laut di hadapannya….air mata menitik disudut matanya, mengalir…meleleh ke pipinya….sebentar kemudian tampak bibir Bu Asyangar merekah, terbukalah mulutnya…dan kemudian mengalunlah serangkaian kalimat serupa mantera ….

“ Ooo….Laut yang Perkasa….Bukalah Pintumu…….
Ooo…Laut yang Perwira….Bukalah Hatimu…..
Aku datang…aku datang……”


Diulanginya kalimat2 mantera tersebut sebanyak tiga kali……Beberapa saat …semenit…suasana mendadak mati. Tak Ada angin berhembus….tak ada ombak berdebur….permukaan laut setenang kaca, bayangan pucat bulan terpantul sempurna…detik jam serasa berhenti, putaran waktu terpuntir dan ……diam……bisu.

Setitik air air mata Bu Asyangar jatuh kepasir…dan bersamaan pula…air Laut dihadapannya perlahan terbelah….makin lama semakin lebar dan menjorok kedalam. Kilatan-kilatan air dan ikan penghuni lautan tampak disisi dinding laut….Terhamparlah di hadapannya….jalan rahasia, yang tersimpan di alam maya….tergerai lapisan sutera berwarna hijau……kemudian………………….

Sesosok makhluk ………berkain hijau ………berselempang keemasan, ……tampak melangkah dari dasar samudera…menyusuri jalan sutera yang membelah samudera…begitu anggun, dengan langkah ringan melayang….di atas kepalanya terhias mahkota emas bertahtakan ratna mutu manikam…berkelip-kelip laksana bintang…menghiasi wajah cantik, bermata coklat, berhidung mancung, berbibir merah delima merekah, rambut hitam panjang terburai sepanjang pinggang………….Kanjeng Nyai Roro Kidul….Sang Ratu Penguasa Laut Selatan.

Tanpa Kata…tanpa sapa….Kanjeng Nyai mendekat……..
Disentuhnya pundak Bu Asyangar…..
Seperti kilatan cahaya menyambar dari tangan Kanjeng Nyai….Bu Asyangar tersengal…serasa tercekat nafasnya….diihatnya seraut wajah yang begitu cantik,indah,aristokratis dan…… mengerikan…kerlingan mata yang membekukan jiwa ….dan….. senyum yang mematikan hati….

“Aku datang mengucap salam….Apa Kabar Kanjeng Nyai….…”
Sebentuk suara nan bening…mengiris….terucap…” Aku baik…”
Sembari menarik nafas pajang Bu Asyangar melanjutkan…” Apa kah mbak Ranee….Kanjeng Nyai setujui…?”
Makhluk cantik itu menjawab “ Aku setuju…”
Sambil menegakkan pundaknya Bu Asyangar melanjutkan….”Apakah suamiku bisa cepat naik pangkat menjadi Camat …..Nyai….?”
Kanjeng Nyai menjawab “ Ya….tak lama lagi…”
Bu Asyangar tersenyum bahagia, berkata “ Terima kasih Nyai…Apa yang harus kulakukan selanjutnya…?”
Nyai Roro Kidul menjawab “ Biarlah apa adanya….saat Ranee dan suamimu akan berhubungan, panggil namaku tiga kali…….. aku akan segera menyatu…….menitis ke tubuh Ranee….”

Sambil menyeka air mata lega, Bu Asyangar melanjutkan…” Adakah syarat lain yang harus kulakukan Nyai…?”
Kanjeng Ratu Kidul tertawa lirih…….sesaat terdiam…dan katanya…” Pulanglah….minggu depan bawakan aku Pisang dan Timun yang besar……Jangan lupa…… iPad terbaru dengan Prosesor 1 GHz-apple A4, flash drive 64 Gb”


Bu Asyangar : “ Baik Kanjeng Nyai….saya mohon pamit….semoga suamiku Pak Asyangar cepat naik Pangkat…terimakasih Nyai…..”.
Kanjeng NYai: “ Ok…pulanglah…..hati-hati…jangan sampe kena garuk Dansatpol PP…ndan-Srex….”.
Bu Asyangar : “ siyap Nyai….Permisiiiii……”.

ps: Maaf....hanya sekedar imajinasi,tak ada maksud untuk menyinggung perasaan siapapun......

No comments:

Post a Comment