Sunday, July 11, 2010

Kampung Naga - Tasikmalaya

Kemarin tanggal 29 Juni 2010, beberapa anak Arsitektur UGM'09 ngadain study tour a.k.a KL Sejarah Arsitektur ke Tasikmalaya, tepatnya ke Kampung Naga. Kita berangkat sekitar jam 2o.oo malem dari kampus. Setelah perjalanan yang cukup panjang, dan sempet nyasar pula, akhirnya kita sampe di pemberhentian Kampung Naga jam pagi.

Papan selamat datang

Istirahat di pemberhentian Kampung Naga

Habis istirahat sebentar, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni anak tangga yang jumlahnya banyak banget, untuk mencapai Kampung Naga itu. Ya, ternyata Kampung Naga letaknya ada di bawah lembah sana yang dilalui Sungai Ciwulan. Di sini kita cukup takjub dengan keadaan Kampung Naga yang masih bener2 asri dan hijau dan sejuk dan indah :D

Tangga panjang menuju Kampung Naga

Pemandangan Kampung Naga dari atas

Kampung Naga. Letaknya di Desa Neglasari, Kec. Salawuk, Kab. Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat. Asal mula nama Kampung Naga adalah dari kata "Nagawir" yang artinya tebing, maksudnya kampung yang dikelilingi oleh tebing2.Kampung dengan luas 1,5 ha(areal permukimannya) ini "hanya" memiliki 110 rumah tinggal, 1 masjid, 1 bale patamon (baca: balai pertemuan) dan 1 leuit (lumbung padi). Jumlah penduduknya hanya 314 jiwa dan kesemuanya beragama Islam.


Rumah penduduk

Rumah penduduk (lagi)

Setelah sampai, kita langsung menuju Bale Patamon untuk mendengarkan beberapa petuah dari Pak RT. Antara lain hal2 tabu yang harus kami hindari. Seperti, dilarang memasuki Bale Ageng, hutan keramat dan hutan larangan, dll. Setelah itu kami diantar menuju rumah penduduk untuk beristirahat. Kebetulan aq 1 kelompok sama Dani, Rinta, Ori, Tissa dan Fahmabot.Di rumah ini kami dijamu dengan baik sekali, disediakan makan-enak banget sumpah- dll. Tapi sayang obrolan kita agak nggak nyambung, karena mereka hanya bisa pakai bahasa Sunda, sedangkan kita bahasa Indonesia tur Jawa. Orang2 di Kampung Naga ini memang ramah2, tapi konon katanya kalo kita melanggar aturannya bakal diusir tanpa ragu.Waow :O

di depan Bale Patamon

Teman seatap teman berbagi tempat tidur :D

Bicara soal kesenian, di Kampung Naga ini ada berbagai kesenian. Antara lain :
  1. Terebang Jembruh (Diadakan saat takbir menjelang Idul fitri dan Idul Adha; saat malam Maulid Nabi)
  2. Terebang Sejak (saat sunatan massal dan saat Kemerdekaan RI)
  3. Alat musik berupa angklung
Selain kesenian adat, ada juga upacara adat. Antara lain menyepi, hajat sasih dan perkawinan.

Mau ngadain upacara adat

Kalo bicara soal bangunannya, rumah2 di sini cukup unik. Setiap rumah bentuknya sama, ruang di dalamnya pun sama-goa(tempat menruh padi), dapur, kamar tidur-. Selain itu bahan yang digunakan adalah bahan alami dari kampung itu sendiri. Setiap rumah tidak boleh membelakangi rumah yang lain.Orientasi rumah menghadap utara-selatan agar seluruh ruang mendapat cahaya. Untuk mencegah banjir, rumah2 dibuat panggung-di bawah panggung untuk kandang ayam- dan di sampingnya dibuat saluran air yang dibatasi dengan batu2. Penerangan yg ada murni dari alam, sehingga saat malam hari sangat gelap. Untuk MCK, setiap rumah tidak memiliki kamar mandi. Kamar mandi dan tempat cuci ada di luar dekat empang yang disediadakn untuk umum. Bentuknya sangat sederhana, hanya dari bambu2.Bener2 canggih seni arsitekturalnya. :D

Saluran air pinggirannya batu

Wujud kamar mandi umum

Tentang mata pencaharian penduduk setempat, sebagian besar dari mereka adalah petani. Tapi ada juga beberapa warga yang membuat kerajinan tangan dan menjualnya, ada juga yang bekerja sebagai kernet bis di atas sana tentunya.

Tempat jual souvenir2

Habis nyelesein tugas (nggambar rumah penduduk dan masjid) kita masuk ke rumah masing2 jam 6 sore. waow. dan akhirnya terlelap jam 21.3o. Paginya kita disuruh mendengarkan crita tentang Kampung Naga dari petinggi di sana. Habis makan siang dan lalala kita menyusuri tangga (lagi dan lagi) untuk menuju bis dan melanjutkan perjalanan.

Foto keluarga

Fyuh. Perjalanan yang asik tapi (sangat) melelahkan.... :o

No comments:

Post a Comment