Saturday, February 28, 2009

Profesi


Masih jelas ku ingat, 15 tahun yang lalu..begitu bersemangatnya aku saat menerima sepucuk Surat Penugasan (SP) dari Dep-Kes. Tidak kuperdulikan seperti apa nantinya aku , seperti apa tugas yang akan kuhadapi, seperti apa kesulitan2 yang mesti kuhadapi, dan seperti apa masa depan yang akan ku jalani. Adanya hanya rasa optimis dan enjoy saja. Kenapa begitu? Tentu saja itu merupakan pengalaman pertamaku berkiprah di masyarakat dengan status yang berbeda, status sebagai seorang professional, bekerja sesuai dengan disiplin ilmu yang telah kukuasai dengan susah payah.
Lima belas tahun sudah kujalani, kukira sudah cukup banyak pengalaman hidup, suka-duka, pahit-getir hidup berumah-tangga dan bermasyarakat.
Ilmu tentang bermasyarakat, prakteknya kuakui sangat berbeda dengan teori-teori ilmu sosial yang kupelajari di semester awal kuliah, ilmu itu hanya kita dapatkan langsung dengan terjun di kehidupan bermasyarakat. Sudah banyak tempat kusinggahi dengan bermacam corak watak, karakter, tradisi dan budaya masyarakat setempat. Banyak tantangan dan cobaan yang kualami, entah itu urusan dinas, sosial maupun masalah aneh2 yang berkaitan dengan pemahaman maupun kepercayaan masyarakat setempat (mistik). Aku sudah kenyang dengan masalah2 itu semua. Dan syukur kepada yang Maha Kuasa sampai detik ini aku masih tetap sehat wal’afiat, keluarga juga tetap sehat, rukun dan solid.
Namun akhir-akhir ini aku sering dihinggapi pertayanyaan, “akan seperti ini kah aku selamanya? Bekerja sesuai dengan profesi yang selama ini kugeluti…? sampai kapan aku harus beristirahat? ... harus berhenti?... sampai maut menjemput…?” Kadang aku ingin lepas, ingin bebas dari tugas2 dan kewajiban2 yang selama ini rutin ku jalani, ingin pergi mencari situasi dan suasana baru, menggeluti dan menggumuli sesuatu yang baru, yang lain, yang beda dengan selama ini kugauli. Tapi selalu juga muncul keragu-raguan…apa ya bisa…? Apa ya mampu…? Jangan2 terlalu spekulatif…? Ntar kalau gagal dan malah berantakan bagaimana…?
Pertanyaan2 itu selalu muncul dan pada akhirnya mengurungkan niatku untuk mencoba melangkah lebih jauh..hanya tertinggal sketsa atau proposal belaka yang belum ditandatangani tersimpan di laci-laci arsip sl-sel kelabu otakku.
Apakah aku puas dengan profesiku? Puas dengan kehidupanku selama ini…? Jawabanya jelas iya!, tetapi mungkin suasana sekarang berbeda dengan dahulu pada awal2 bekerja, tantangan sekarang kurasa lebih ringan..apakah karena aku merasa situasi sekarang terlalu enak dan mudah segalanya…? Tak taulah….
Mungkin aku butuh suatu penyegaran, butuh suatu tantangan baru..karena sudah sifatku memang akan bergairah dan bersemangat tinggi bila menjumpai suatu tantangan, niat untuk ‘fight” langsung menggebu-gebu.
Aku ngeblok ini juga pada awalnya untuk mencoba sesuatu yang baru, dan ternyata memang memberikan manfaat yang tidak sedikit bagi perkembangan jiwa dan emosiku.
Saat aku membaca posting dari mas Bontot, yang mengulas tentang “bagaimana seandainya kita ber-alih profesi”, aku jadi tergelitik banget dengan esensi dari postingnya..seolah-olah membangkitkan dari tidur panjang monster purba dalam benakku, yaitu…”mencoba sesuatu tantangan baru yang besar…"Alih Profesi"
Entah kapan itu akan terlaksana, tetapi mulai saat ini aku sudah mulai bersiap-siap untuk menjalaninya, mungkin tidak seketika beralih profesi, tetapi berprofesi ganda dulu yang akan kulakukan. Sampai pada akhirnya hanya profesi yang memang kucintai, kunikmati yang akan kujalani sampai akhir hayatku.
Pernahkah teman2 berpikiran yang sama dengan ku? mari kita 'share' bareng-bareng.

Thursday, February 26, 2009

Manusia & Perike"binatang"an

Pernahkah kita dalam satu hari saja tidak menyebut nama suatu binatang?
Pertanyaan diatas tentulah terasa wajar, seandainya itu yang menanyakan adalah manusia yang dalam kondisi kesadaran penuh dan ditanyakan kepada manusia yang berada di kondisi sama.
Tapi coba seandainya yang menayakan itu adalah binatang dan di tujukan kepada binatang, mungkin kalimatnya akan berbeda, kira-kira begini ; Manusia itu aneh, saat mereka sedang senang mereka sering menyebut nama binatang seperti misalnya; “ wah…suaramu indah seperti burung berkicau” atau “kamu seperti kucing kecil yang lucu”, atau seperti ini “kakimu indah seperti kaki rusa (kijang). Tapi manakala mereka sedang marah, maka segala sumpah serapah akan keluar dari mulut mereka , seperti “ Anjing Gila kau!”, atau, “B@ngs@t (kutu busuk) kau !”, atau, “B@jingan (tupai) kau!!” atau, “Monyet lu!!, atau “ Kampret loe!!”
Bagaimana tidak , keanehan dalam sudut pandang binatang, malah terasa wajar bila diucapkan oleh manusia….
Lebih parah lagi binatang-binatang yang seharusnya berpenampakan indah diselewengkan menjadi berkonotasi negatif, seperti kupu-kupu, serangga yang begitu indahnya diselewengkan dalam istilah “Kupu-Kupu Malam” yang kita semua tahu artinya adalah wanita PSK(WTS), atau binatang singa yang begitu perkasa, muncul dalam istilah “Raja Singa” untuk menggambarkan nama suatu penyakit kelamin. Kemudian ada lagi istilah “Lintah Darat” untuk para rentenir. Atau yang lebih popular lagi beberapa kali muncul dalam lyric lagu yaitu “Buaya Darat” dan “Kucing Garong” untuk menggambarkan laki-laki yang doyan “main” perempuan. Ada lagi istilah “ seperti Ular Beludak (derik)” untuk menggambarkan orang yang licik, mungkin juga ada yang merupakan penggambaran suatu kejantanan, seperti “kuat, lincah dan tahan lama seperti Kuda Liar” .Dalam ranah politik pun ada istilah "Kutu Loncat" untuk menggambarkan orang-orang oportunis yang berpindah-pindah partai atau melakukan petualangan politik.

Kira-kira teman-teman sekalian punya masukan lain lagi tentang istilah yang menyangkut perikebinatangan...? silahkan beri komen kalian, enggak usah malu2 lah...belum ada binatang sejati yang jadi Blogger kok....hehehehe.....


(Gb;sort de'Fig)

Wednesday, February 25, 2009

NOTD - Zoya Kotori

Zoya is one of the brands of polish that the lovely ladies at the MUA board introduced me to. I LOVE the unique colors that this brand sells. The unfortunate thing for me (and I've heard, some others) is that it is notorious for chipping. When I bought my first bottles of Zoya, I also purchased their Color Lock system (minus the new Ridgefiller, it wasn't out at the time) because it has been said that this is the only base and top coats that you can use with success. My thing is that when I used it, I got terrible bubbling...probably because I didn't give enough dry time between coats. That and I'm so used to WONDERFUL Seche Vite that I wasn't prepared for the amount of time that I would need to for my mani to dry. I then tried Zoya with my HG's, Orly Bonder and Seche Vite. It chipped the next day. Badly.
With this mani I again used Zoya's Color Lock system. With a little patience it does work quite well. I DID have to top it off with Posche (I find it doesn't shink dried polish as badly as Seche does) because even after a few hours my nails were tacky. I was afraid to go to bed!
On to Kotori. I LOVE this color!!!!! I'm having a hard time NOT staring at my nails! It's a little sheer, took 4 coats to be opaque, which is odd for Zoya. I can usually get bottle color in 2 coats, a feat for me, the habitual 3 coat-er. I'm also going to show you a swatch of 2 coats of Kotori over black (although 1 probably would have been fine). I love the look. It gives the polish so much depth.

Zoya Kotori - outdoors
























Kotori over black -
























Thanks for looking!

Tuesday, February 24, 2009

Past NOTD's

I wanted to post something while I try to get decent pictures of my current mani (Zoya Kotori). If you are at all curious to see some of my past NOTD pictures, you are more than welcome to check them out at my Flickr page. Let me know what you think!

Saturday, February 21, 2009

Dari Mulut Turun ke Perut (hati)

Seperti biasanya kalo hari minggu, jam 4.30 pagi aku udah siap dengan jaket tebal, sepatu boot, syal dan keranjang belanja...diem2 ngeluarin si Tiger Revo ku keluar halaman...sementara anak istri masih terlelap. Kunyalakan mesin motorku di halaman luar....biar enggak ganggu yg lagi pada tidur.
Jarak rumah ketempat tujuanku sekitar 15 km.
Kemana sih...? pagi2 buta....? diem-dieman lagi...hehehe...
Itu adalah sudah merupakan kebiasaanku, setiap minggu pagi ngelayap ke Pasar...ngapain...?
Berburu Ikan Laut..!!
Saat pagi itulah paling tepat berburu ikan laut, sementara matahari belum nongol, pedagang lagi nurunin ikan2 yg baru mereka bawa dari tempat pelelangan ikan.
Biasanya aku cari ikan tongkol, kakap, cumi dan udang. Yah sekalian belanja bumbu, tahu-tempe dan sayur-sayur lainnya....
Ritual seperti ini sudah kujalani lebih dari 10 tahun dan aku merasakan ada kenikmatan tersendiri dengan belanja ke pasar tradisional, bakul2 juga udah banyak yang kenal, jadi aku selalu dapat harga special, lebih murah...hemmm
Setelah selesai belanja ku pacu itu motor pulang kerumah dengan keranjang belanja terikat di jok belakang.

Sampai rumah...naahh...ini bagian yg paling menyebalkan...membersihan ikan2 tersebut, keluarkan isi perut, insang dan buang itu sisik2.
Habis itu mulai deh otak berputar...menu apa yang mau dimasak hari ini...?
dan ikan2 yang nggak di masak hari ini ku bekukan di freezer.
Biasanya jam 9 pagi dah selesai aku memasak...terus ngerjain yg lainnya, sementara sarapan pagi cukup goreng telor sama roti tawar aja.
Saat makan siang tiba, itulah saat paling menyenangkan...kita makan bareng, dan berhamburanlah koment2 dari anak dan istri...kadang ada yang bilang kurang asin, terlalu pedas, kematangan dll...tapi selalu mereka makan dengan nikmat...ku anggap komen2 itu adalah pujian yang paling tulus dari mereka...selalu licin tandas nasi da lauk2 itu...anak dan istriku termasuk aku memang penyuka segala ikan laut..dan,istriku..dia selalu minta jatah kepala ikan...hehehe....

Sorenya gantian jatah istriku yang bikin cemilan, biasanya dibuat dari bahan roti tawar yang di variasi dengan bermacam cara, entah di bakar atau dipanggang dengan pisang,selai nanas,coklat...sering juga dia juga bikin sphageti dan pizza kesukaan anak2 . kebetulan kalo kue/roti aku suka yang ber-keju daripada yang bersyusyu...hihihi..
Nah...kemarin2 dapat kue dan roti dari "teman"...ehh... rotinya istimewa...full keju dan fla...wow...enak bangetz, gantian kali ini berhamburanlah koment dariku...tapi cuma dalam hati aja beraninya....awww...och's..xixixi....

Friday, February 20, 2009

NOTD - Misa Dying Love

I used to think that wearing black nail polish was WAY too much...too edgy. I would never wear a color like that to work (I'm a high school teacher). My, how things have changed. Most of the polish I own now are colors that I would never dare to wear to work. I finally realized that no one cares!

This is my first time trying Misa. While I still love OPI and China Glaze more, I gotta say I'm like the Misa too. It was very smooth to apply, very easy to work with. While this is a black shimmer, you have to be outside to see it. Indoors it looks like a black creme. All in all, very nice, I could see myself wearing it again! You can click on the pictures to see a larger image.

Outdoors:

















Indoors:

















Oh, I wanted to edit this to add that this polish lasted 5 days before it chipped, with only minimal tip wear...NICE!

Enjoy!

Thursday, February 19, 2009

Biotin

I'm needing me some biotin. Us nail freaks know that it grows our nails long and strong. I'm just not sure if I can take it while nursing my son. I'm trying to find out, and the minute that I hear I can I will be running out to Rite-Aid to get some. People think that it's the prenatal vitamins that help grow your nails when you're pregnant. It's actually not true...while they do help, it's the hormones. I've been on pre-natals for the better part of 6 years. Between TRYING to get pregnant the first time, to being pregnant, nursing Riley for a year, and then getting pregnant about 6 months after I was done nursing Riley...All that time though my nails only grew REALLY well when I was either on biotin or had those wonderful pregnancy hormones helping.

I also have some problem nails that I need help with. My thumbs both consistantly split along the sides. I've tried the popular silk wrap patch. For some reason it doesn't work for me. I just split through that, resin and all. I also have an index fingernail that starts to curl in on one side when it gets too long. It's almost like one side of the nail grows faster than the other. There is even a ridge that goes down the nail where I think the difference is. Other than these nails, I can grow them pretty well as long as I'm keeping them polished and taking care of them. VERY frustrating!

So, does anyone know about the biotin? Can I take it while nursing?

Tuesday, February 17, 2009

I'm going to give this blogging this a try!

Ok, I have to say it...I LOVE nail polish. My sister recently told me that I need to join a support group for my addiction, hence the name of my blog - Nail Polish Addiction Anonymous. It's very fitting. While my stash may not be as huge as some people, it's pretty big. I probably will never wear ALL the polish I own simply because I don't change my mani very often (only once a week), and I keep buying more. In fact I'm due for a haul pretty soon!
Let me tell you a little bit about myself. I'm in my 30's, married, and have 2 beautiful boys. In fact my youngest will be 6 weeks old tomorrow. I teach high school chemistry in a small town in Virginia. I grew up in Western NY...miss it terribly, but I do like the life my husband and I have made for ourselves here in VA.
I'm finally starting to run out of room in the small space alloted in my linen closet for my polish. I told DH that I have to buy one of those plastic rolly carts for it because at this point in my life I can't have small boxes of polish scattered throughout the house.

This is my current mess:



I REALLY need to get organized!

Anyways...as I said previously, I don't change my mani very often. Once a week, tops. I have 2 small boys and I work full time...I WISH I could do it more, but it's a stretch. So, you won't see NOTD posts very often. Plus, the polish that you see is probably going to be out of season, but hopefully that will inspire you to dig through your stash and get out something you haven't worn in awhile!

So, there you have it, my new blog. PLEASE...if you can think of a way to improve this, let me know...I'm still learning!

Sunday, February 15, 2009

Makna, Arti huruf V


Baru saja kita melewati tanggal yang dirayakan sebagai hari "kasih sayang", Valentine Day. Memang banyak pro dan kontra tentang perlu atau tidak perlu dirayakan di negara kita, atau beberapa pendapat yang lebih tajam mengatakan bahwa itu tidak sesuai dengan budaya timur. Sebenarnya kalo kita mau menyikapi dengan bijak, Budaya Indonesia itu sangat fleksibel dan permisif, sangat mudah menyerap dan memodifikasi budaya2 asing. Sejak zaman nenek moyang, budaya Hindu, India, Arab, Eropa, China sudah beradaptasi dan membentuk budaya Indonesia yang masing2 yang memiliki ke ciri khas nya masing2...bukankah ini sebenarnya memperkaya kazhanah budaya bangsa..? cuma memang memerlukan waktu untuk berasimilasi.
Nah dalam posting kali ini saya tertarik menyoroti kata Valentine...bukan makna kata nya tetapi justru huruf pertama nya itu lho....huruf "V". Kenapa saya pribadi selalu tertarik dengan kata yang berawalan huruf "V"...? banyak alasannya.
Sebagai ilustrasi, Pada PD II, Adolf Hitler dengan ilmuwan2 per-roketannya, Von Braun dkk, menciptakan Roket untuk pertama kali, yang dapat mencapai kota London, roket tersebut di beri nama " V2". mungkin ada arti khusus dalam bahasa Jerman...tetapi mau tidak mau itu juga melambangkan kemenangan negara Jerman sebagai pionir dalam teknologi Roket.
Seorang atlit yang baru saja memenangkan pertandingan, mereka akan meluapkan kegembiraannya dengan mengacungkan jari ke-2 dan 3 membentuk huruf "V", artinya kita semua tahu adalah "Victory", coba bayangkan sandainya jari ke 3 doang yang diacungkan! wah...bisa berabe tuh....
Dalam Mitologi (yunani) kuno ada istilah "Venus", yaitu nama dewi kesuburan/ sexualitas, dewi lambang kewanitaan. apakah ini kebetulan...?
Pada wanita, ada area2 tubuh mereka yang disebut sebagai "area V" , melambangkan daerah kewanitaan mereka, apakah ini merupakan gambaran dari luar bentuk kewanitaan mereka...? atau merupakan singkatan dari kata "va#ina"...?
Satu lagi, kita sering melihat gambar iklan jam tangan/jam dinding (analog), kenapa jarum nya selalu menunjukkan angka 10.10...? kenapa bukan 12.00 atau 06.00 ?, apakah ini berkaitan dengan huruf "V"...? atau sekedar estetika biasa...?
Baiklah, mari para teman sejawat Blogger kita berbagi pengalaman dan pengetahuan kita untuk mengartikan makna huruf "V" tersebut....

Thursday, February 12, 2009

Figur & Fitur Pemimpin (ideal)


Ibaratnya "gayung Bersambut", setelah Blog Cantik mempostingkan artikel dengan judul "Aku Dan Koruptor" yang kebetulan ditautkan dg artikel saya sebelumnya dengan judul "Politik-polemik-Pemilu-Prihatin"....menurut saya cukup menghebohkan...! dengan munculnya komentar2 dari para sejawat blogger yang telah menunjukkan "identitas" ke intelektualitasannya....Saya akui komentar2 mereka di blog cantik maupun blog saya ini sangat menggairahkan, membuat saya berpikir dan berpikir terus....ternyata komunitas Blogger tidak bisa di anggap remeh opininya walaupun dalam komunitas yang terbatas
Ada satu koment dari sejawat blogger yang masuk dari blog cantik, yaitu dari blog ini (Fernando), begini komen nya:

"sebenarnya nggak ada pemimpin di negri kita fine2 aja tuh, contohnya di jatim, udah berbulan2 nggak punya gubernur rakyatnya tenang2 aja, masih bisa ngejalani aktivitas sehari2, ya masih bisa makan dll.
dimana sebenarnya letak kebutuhan kita terhadap seorang pemimpin negri ini?.
salam kenal"
12 Februari, 2009

Opini Fernando sudah saya jawab, tetapi saya merasa kurang puas dengan jawaban saya, karena saya menyadari keterbatasan saya dalam bidang Ilmu Politik, maupun ilmu2 sosial lainnya.
Maka saya lontarkan opini dari Fernando untuk teman2 sejawat Blogger ikut urun rembug memberikan opininya juga, termasuk pertanyaan saya pada "judul" posting ini.
Thank's
(special Tx4 Fernando & Shanty)

Monday, February 9, 2009

DREAM


Dear friends,
Beberapa hari terakhir ini aku terkapar di RS, banyak tindakan medis yang kualami, banyak obat-obatan yang masuk ke tubuhku, dan….semuanya sangat tidak menyenangkan, menyebalkan…! .Tapi apa mau dikata…itu sudah merupakan konsekwensi yang diterima manakala kita menginginkan suatu kesembuhan.Memang tidak enak menjadi pasien.
Aku mau cerita...
Disaat-saat aku beristirahat dalam buaian obat2 sialan yang menidurkan dan melupakan sesaaat atas nyeri ku ini, aku selalu mengalami mimpi. Mimpi itu tidak berbeda dengan mimpi2 yang kualami saat kondisi biasa (sehat), namun karena mimpi2 ini kualami saat sedang dalam kondisi perawatan medis, maka begitu intens rasanya.
Beberapa mimpi yang kualami antara lain
1) mimpi pengalaman masa kecil,
2) moment2 bahagia bersama alm kedua orang tuaku.
3) mimpi buruk tentang pemakaman / kematian,
4) mimpi seolah-olah bertemu dg orang/teman dari masa lalu,
5) mimpi bertemu dg orang2 yang sudah tiada,
6) mimpi terbang , traveling, bermain air.
7) mimpi bertemu dengan orang2 yang tidak kukenal, ditempat yang aku belum pernah kesana.
8) mimpi berjalan-jalan ketempat yang asing tetapi indah,
9) mimpi erotis (yumy...yumy....., hehehe..jujur nih.....)
Hebatnya lagi, aku merasakan seolah-olah seperti nyata, bisa diputar ulang / flash back, seperti menyaksikan rekaman film, bahkan seperti mengalaminya sendiri.Aku seperti bisa mencium aroma kopi, harum bunga, bahkan melihat warna2 indah langit, gunung dan bunga2.
Sekarang aku ingin berbagi dengan teman2 sekalian tentang ”mimpi”, sebagai diskusi awal saya ada dua pertanyaan :
1. Apa itu mimpi (versi teman2 sekalian....bebas aja....)
2. Mimpi itu berwarna atau hitam putih....?
Thanks....!

Monday, February 2, 2009

PERKAWINAN


Banyak orang bilang perkawinan adalah penyatuan dua "jiwa/pribadi" menjadi satu, ada juga pendapat lain mengatakan perkawinan adalah penyatuan dua keluarga besar menjadi satu keluarga yang lebih besar lagi. Apa Cuma itu…? Sebenarnya apa sih hakikat dari perkawinan…? Apakah perkawinan itu suatu ibadah ? apakah perkawinan itu merupakan hal yang wajib dilakukan? Lalu bagaimana dengan pendapat yang mengatakan bahwa perkawinan itu untuk melestarikan silsilah keluarga, untuk mewariskan sejarah keluarga dan meneruskan generasi atau bahkan untuk mewariskan nama keluarga, harta dan profesi?
Ada lagi pendapat yang lebih ekstrim; bahwa perkawinan merupakan lembaga untuk melegalkan hubungan sexual belaka….?
Pendapat2 seperti diatas sah-sah aja si…buatku tergantung dalam konteks apa kita bicara. Berhubung aku bukan seorang yang ahli dalam hal ke agama-an maka aku cuma mau bicara dalam konteks yang kuketahui aja.

Perkawinan memang merupakan bentuk dari suatu ikatan yang sah menurut undang-undang untuk melegalkan terjadinya suatu hubungan sexual antara seorang pria dan wanita. Tapi apa Cuma itu doank…? Tentu saja tidak….Faktor fisik dan psikis ikut menentukan. Lalu bagaimana syarat bahwa perkawinan tersebut baik dilakukan menurut sudut pandang kesehatan? Tentunya harus memenuhi beberapa syarat, yaitu ;
1. fisik
Dalam hal ini organ2 reproduksi telah berkembang dengan sempurna, dimana pada pria hormon kelamin telah mencapai tingakatan yang optimal, organ2 kelamin telah siap memproduksi sel spermatozoa, sedangkan pada wanita selain telah mencapai masa kesuburan ditandai dengan adanya siklus menstruasi, tentunya harus didukung oleh pertumbuhan fisik yang sempurna, misal luas/lebar lingkar panggul yang mampu mengakomodasi proses kelahiran.

2. Psikis / mental/kognitif.
Baik pria maupun wanita telah mencapai usia kematangan secara kognitif, jadi sudah mengerti tentang resiko dari perkawinan adalah terjadinya kehamilan.

3. Ekonomi dan sosial-budaya setempat

Syarat 1&2 diatas hanya bisa dicapai apabila sudah mencapai usia produktif secara medis, diambil patokan wanita > 16 tahun, kalo pria > 18 tahun (kalo gak salah, di Indonesia),
Konsekwensi dari masalah diatas, ada beberapa kondisi dimana perkawinan tersebut tidak boleh dilakukan, misalnya kalo dia menderita gangguan mental seperti Cerebral palsy, idiot / keterbelakangan mental, menderita schizophrenia dll.

Bagaimana seandainya salah satu atau salah dua dari pasangan tersebut ternyata membawa gen / kromosom penyakit keturunan ? seperti kelainan darah, kelainan saraf, kelainan otot, bahkan kelainan otak…..? ini jadi sulit, dibutuhkan suatu konseling gen dari para ahli kedokteran genetika, merekalah yang nantinya dapat membantu menganalisa bagaimana resiko2 yang akan dihadapi seandainya kehamilan terjadi.
Seandainya resiko terlalu besar, dan persentase untuk melahirkan anak cacat termasuk tinggi, dianjurkan untuk membatalkan perkawinan tersebut…Tetapi seandainya cinta sudah melekat (heheheh...) dan tidak bisa dipisahkan lagi, maka perkawinan boleh dilakukan tetapi dengan syarat ; Sebaiknya jangan hamil dan melahirkan anak…….
Wahhhh…susah ya… harus adopsi….? Apa mending gak usah kawin aja ya...?
Atau....lebih baik cukup gonta-ganti pacar aja.....?
Ahh...kalo itu Monyet juga tahu...siapa yang jadi juaranya....eh....pacarnya !....hahaha......


PS: buat sweet-home

(artikel ini pernah saya post kan beberapa bulan yg lalu, hak cipta gambar monyet ada di tangan saya)

Sunday, February 1, 2009

Polemik - Politik - Pemilu - Prihatin

“Kuman di seberang lautan tampak
Gajah di pelupuk mata tak tampak”

“Mikul dhuwur
Mendhem jero”

Saya kira pepatah yang begitu agung diatas itu, masih tetap relevan sebagai tuntunan kita selayaknya orang Indonesia yang mengenal dan menjiwai budaya sopan santun adat timur.
Dengan dalih apapun, tindakan menjelek-jelekkan orang lain demi keuntungan pribadi atau golongan tertentu, itu tidak benar! hanya sekedar memenuhi kepuasan akan ambisi politik...layaknya orgasme politik..?
Bahkan lebih tepat seperti melumuri wajah sendiri dengan kotoran!.
Apakah setelah itu wajah kita akan berubah menjadi indah, lebih jelita, atau lebih tampan?.....tergantung dengan apa kita membasuhnya!
Kalau kita membasuhnya dengan api maka wajah kita akan semakin berantakan, tetapi bila kita membasuhnya dengan air bersih yang suci, maka wajah kita akan kembali bersinar, lebih bersih dan lebih baik dari sebelumnya!
Saya mengajak anda dan kita semua untuk memikirkannya bersama dengan penuh kerendahan hati dan jiwa yang “legowo”


(prihatin terhadap polemik antar Par-Pol , pemilu’09)