Pak Asyangar merapikan kancing atas jaketnya, kemudian menaiki sepeda motor dinas kebanggaannya, Honda GL Pro pelat merah. Sebelumnya setelah menikmati makan malam bersama istrinya, Pak Asyangar berpamitan kalau ada undangan rapat malam Jumat-an di rumah kolega nya sesama Lurah di desa tetangga.
Sambil menikmati sejuknya udara malam, Pak Asyangar menyusuri jalan setapak di tepi sawah, sepanjang empat kilometer dengan diselingi beberapa jembatan kecil. Langit tampak gelap gulita, tanpa bintang maupun bulan. Tapi suasana inilah yang sebenarnya di inginkan oleh Pak Asyangar….sepi sunyi dan tak perlu di ketahui siapapun mau kemana dia pergi.
Sampai di ujung Desa, diarahkannya sepeda motor menuju jalan sempit menuju kuburan desa……..Limaratus meter melewati kuburan, Pak Asyangar membelokkan sepeda motornya memasuki halaman sebuah rumah. Diperhatikannya rumah yang tampak gelap , rumah tersebut berbentuk joglo, tua dan muram. Terlihat bayangan cahaya temaram lampu teplok di belakang pendopo (ruang utama).
Sambil mengucapkan salam, kemudian Pak Asyangar memasuki rumah tersebut dan langsung menuju ke ruangan dalam nya.
Sebentuk wajah laki-laki tua, mengenakan pakaian terbuat dari kain lurik,bercelana hitam komprang menyambutnya. Diamatinya wajah Mbah Jumar dengan seksama…yaah…sudah dua tahun yang lalu tak kala pemilihan Lurah, Pak Asyangar terakhir bertemu untuk memohon dukungan secara mistik. Kali ini dia memiliki agenda lain. Sambil tersenyum sopan Pak Jumar mempersilahkan Pak Asyangar memasuki ruang Padepokan, alias ruang praktek Pak Jumar, mbah Dukun konsultan spiritual Pak Asyangar.
sesaat kemudian pak Asyangar selesai mengutarakan maksud kunjungannya. Mbah dukun kemudian menaburkan sejumput kemenyan dan ratus ke bara api di hadapannya, sejenak menutup mata dan mulutnya berkomat-kamit merapal mantera. Pak Asyangar memperhatikan dengan seksama…gumpalan2 asap yang berbau menusuk bergulung-gulung menyelimuti mereka berdua. Tangan mbah dukun terbuka lebar….keringat tampak berkilat di jidat nya….nafas mereka berdua memburu dengan kencangnya…Pak Asyangar menantikan dengan tegang apa yang akan terjadi berikut nya.
Lima menit kemudian asap kemenyan perlahan sirna…mbah Dukun kemudian membuka matanya, tersenyum dan berkata...” mas Lurah…perempuan yang anda temui di ruang Balai desa itu bukan mbak Ranee…tapi mbak Kuntilanak yang memang menunggui balai desa. Dia sering menyaksikan perbuatan masyuk kalian berdua…sehingga mbak Kunti akhirnya tak kuat menahan nafsu birahinya sehingga dia terangsang untuk mencicipi nikmatnya permainan mas Lurah….”. Pak Asyangar sontak merinding…membayangkan dirinya berciuman dengan mbak Kunti…yiach..!!! “ Lalu apa yang kudu saya lakukan mbah…supaya mbak Kunti nggak ikut campur urusan saya dengan Ranee…?”. Sambil berdehem lirih mbah Dukun menjawab “ Paling aman ya mas Lurah melakukannya di Hotel atau penginapan saja…tinggal chek inn kan beres…nggak ada resiko diganggu mbak Kunti…”. Pak Asyangar menyambung “ tapi kalau di hotel saya takut ketahuan orang mbah…kan saya orang yang terkenal..nanti kalau istri saya tahu bisa panjang urusannya…bisa2 di pecat saya dari PNS nya mbah….”. Mbah dukun manggut2 sambil mengelus-elus jenggot putihnya yang di kliwir…..” Ya sudaahhh…begini saja….ini saya beri buah mentimun, sudah saya isi dengan jopa-japu mantera ….besok2 kalau mas Lurah mau ber asyik-asyikan dengan mbak Ranee…letakkan saja buah mentimun itu di pojok tembok balai desa dekat pintu belakang…saya jamin mbak Kunti tak akan mengganggu permainan kalian…bagaimana…setuju kan…?”
Mata pak Asyangar berkilat dan hatinya terlunjak senangnya “ wah…terima kasih mbah…terimakasih sekali…sebenarnya saya nggak masalah kalau ada mbak Kunti dibalai desa…asal nggak mengganggu acara rapat saya dengan Ranee…hehehe…” pak Asyangar ketawa nakal….
Setelah menyerahkan amplop sebagai tanda terima kasih kemudian Pak Asyangar berpamitan pulang. Di Pacunya sepeda motor dengan kecepatan tinggi, hatinya terasa senang dan bahagia…akhirnya didapatkannya solusi untuk melancarkan hubungan gelap nya dengan mbak Ranee…sik..asiiikkk…hehehe….
Sesampainya di halaman rumah, tampak bu Asyangar berada di teras menyambutnya, pak Asyangar merapatkan kancing saku jaketnya menyembunyikan buah Timun pemberian mbah Dukun. Bu Asyangar berkata “ mas…kopi nya masih anget, ada pisang goreng kepok kuning di meja depan TV, kalau udah selesai nonton Bola nyusul aku di kamar yaa….xixixi…Bu Asyangar tersenyum genit sambil menggoyangkan pinggulnya maju mundur….Pak Asyangar ikut masuk kamar sambil ketawa cengar-cengir…” iya Bu…siiip laah...tak ganti kaus dulu bola nYa bentar lagi main…”.
Kokok ayam jantan membangunkan Pak Asyangar…Sambil mengucek-ucek matanya, Pak Asyangar bergumam…” ahh…aku ketiduran lagi di depan TV…huh….”, sambil beringsut menuju kamar mandi dilewatinya dapur…tampak Bu Asyangar sedang sibuk menyiapkan sarapan, diperhatikannya sejenak…ada yang beda, Bu Asyangar tampak segar…habis mandi, rambutnya basah habis dikeramas….sambil tersenyum manis Bu Asyangar berkata….”Mas…mas ini pinter deh…”. Pak Asyangar dengan wajah blo’on menyahut…”pinter apaan Bu…” Bu Asyangar menyahut…” Itu loh…timun yang mas bawa tadi malam, bentuk sama ukurannya lebih gedhe daripada punya’ mas…aku udah nyobain…ternyata enak juga loohh…aku bisa dapet dua kali xixixi…..tuuh. .sekarang ada di meja….”. Pak Asyangar serasa di sengat Kalajengking. .dilihat nya timun dari mbah dukun tertata rapi di piring nasi goreng.....dengan irisan tipis....ber-aroma acar……..hehe…..
No comments:
Post a Comment